GEMAMUJAMEDIA.COM/ Dua tahun setelah diresmikan, Pasar Rakyat di Kelurahan Sengeti Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi hingga saat ini tak kunjung difungsikan.
Pembangunan pasar semi modern yang menghabiskan dana APBD sekitar 4.9 milliar itu hingga saat ini belum ditempati dan pembangunannya bahkan terkesan sia-sia.
Pantauan di lapangan, kondisi dinding di pasar rakyat telah retak-retak ditambah lagi kondisi plafon yang sudah jebol. Keramik di beberapa lapak juga terlihat sudah lepas.
Beberapa dinding pasar juga tampak dipenuhi dengan coretan-coretan yang merusak keindahan pasar semi modern tersebut.
Sekretaris Daerah Kabupaten Muaro Jambi, Budhi Hartono menyampaikan Pemerintah Kabupaten Muarojambi saat ini tengah mencarikan solusi terbaik agar pasar rakyat sengeti
bisa segera difungsikan.
“Sedang dalam proses untuk solusinya, sudah ada pendekatan yang dilakukan, mudah-mudahan selesai dalam tahun ini, InsyaAllah, pokoknya kita harus optimis, tahun ini,” katanya.
Budhi Hartono mengatakan, pihaknya telah melakukan upaya pendekatan kepada para pedagang yang biasa berjualan di pasar tradisional yang lama agar mau berjualan di pasar rakyat yang baru itu.
“Kita masih mencari solusinya, mungkin sebagian dulu kita pindahkan (red-ke pasar yang baru), mungkin pedagang sayuran dulu kita pindahkan atau pedagang ikan dulu,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, Sureni (42) pedagang bahan pokok yang kesehariannya berjualan di pasar sengeti yang lama menyampaikan, lapak yang disediakan di pasar yang baru terlalu kecil dan sedikit sehingga tidak memungkinkan untuk para pedagang berjualan di pasar yang baru itu.
” Bukannya tidak mau pindah, kalau realisasinya kemarin pas, mau kami pindah. Lapak yang disediakan tidak penuh. Misalnya, pedagangnya ada 10 tapi tempat yang disediakan ada 5 , bagaimana kami mau pindah,” sampainya.
Pria yang akrab disapa bapak Indah itu mengatakan, aspirasi dari para pedagang telah disampaikan kepada Pemerintah Daerah. Permintaan dari para pedagang sangat sederhana, cuma disediakan lapak yang cukup untuk berjualan.
“Permintaan kami tidak muluk-muluk, yang penting lapak yang disediakan cukup untuk kami berjualan, cuma itu saja,” katanya.
Hal senada juga disampaikan Suryati, wanita paruh baya yang sehari-harinya berjualan sarapan pagi di pasar sengeti yang lama itu. Ia menyampaikan, lapak yang disediakan di pasar Sengeti yang baru terlalu kecil, sehingga tidak memungkinkan dirinya untuk berjualan di pasar yang baru itu.
Komentar